Oprah Winfrey Sukses Berawal dari Talk Show

Rabu, 10 Januari 2018 - 10:30 WIB
Oprah Winfrey Sukses Berawal dari Talk Show
Oprah Winfrey Sukses Berawal dari Talk Show
A A A
PADA 1984, ada kekhawatiran terbesar pada diri pembawa acara yang belum banyak makan asam garam ini. Tidak seperti pendahulunya, dia terhitung anak kemarin sore untuk dunia hiburan.

Entah bagaimana produser mempercayakan sebuah program talk show kepadanya. ‘Beruntung’, hanya itu kata yang pantas mewakili. Tidak banyak yang diharapkan darinya. Bahkan, jika rating acara tersebut nantinya turun, toh para petinggi program itu sudah memprediksinya terlebih dulu.

Keringat dingin dan kegelisahan menyerangnya. Tetapi apa daya, dia telah menandatangani kontrak empat tahun dengan stasiun TV bersangkutan. Bukan hanya kekhawatiran karena warna kulitnya, program TV yang dibawakannya mengudara bersamaan dengan program populer Amerika yang lebih dulu mendapat hati para audiensi, The Phil Donahue Show .

Tidak mungkin dia mengalahkan raja talk show , Phill Donahue, dalam soal rating. Belum lagi, tanggapan koleganya nantinya. Nyatanya, semua kekhawatiran itu tidak terbukti. Hanya sebulan setelah wanita tersebut memulai debutnya di acara AM Chicago, program itu mendapat rating tertinggi dalam setahun.

Donahue akhirnya pindah ke New York dan program TV tersebut akhirnya didominasi wanita berkulit hitam itu. Dalam setahun, rating program naik menjadi 50%. Dialah Oprah Winfrey, taipan media dengan kekayaan mencapai puluhan triliun, yang berhasil membuat perubahan di dunia hiburan Amerika Serikat.

Kiprah Oprah di dunia pertelevisian semakin mantap ketika pada 1988 dia mendirikan kerajaan Harpo Entertainment Group. Dari seorang presenter, Oprah menjelma menjadi seorang pengusaha wanita. Naluri bisnisnya semakin tajam dari waktu ke waktu. Dia memulai usahanya dengan membeli sebuah studio film seluas 9.000 m2 di Chicago dengan harga Rp268 miliar.

Di sana Harpo memproduksi sendiri setiap episode The Oprah Winfrey Show. Di samping program yang menjadi produksi utama tersebut, Harpo juga memproduksi film dokumenter dan menjualnya ke berbagai channel TV. Pada Desember 2015, studi Harpo berhenti berproduksi setelah 26 tahun lamanya.

Sebagai gantinya, para staf pindah ke markas Oprah Winfrey Network (OWN) yang berada di bagian barat Hollywood. Menurut Forbes, hanya dalam lima tahun sejak berdirinya Harpo pada 1988, kekayaan pribadi Oprah meroket tajam hingga Rp1 triliun. Sebagai perbandingan, pendapatan raja sinematografi sekelas Steven Spielberg pada tahun yang sama tidak sampai Rp964 miliar.

Tak pelak, Oprah menjadi wanita Afrika-Amerika pertama yang menjalankan perusahaan produksi di bidang hiburan. Sementara itu, menilik ke belakang pada 2000, Oprah menggagas O, majalah Oprah dengan fotonya yang selalu terpampang di cover .

Kehadiran majalah ini sekaligus menandai masa kejayaan era media cetak, di mana majalah tersebut dicetak hingga 2 juta kopi. Oprah juga melebarkan sayap ke lini bisnis lainnya. Dia membuka sebuah restoran di Chicago, membeli saluran TV, dan berinvestasi di properti.

Dia memiliki sebuah estat di Santa Barbara yang bernilai Rp669 miliar, sebuah ranch di Colorado seharga Rp57 miliar. Juga sebuah jet pribadi dengan biaya operasional per tahun yang mencapai Rp18 miliar. Oprah juga memiliki empat kediaman dan sebuah mansion di Santa Fe, New Mexico, dan sebuah peternakan di Indiana.

Masa Kecil yang Suram
Menjadi triliuner seperti sekarang sama sekali tidak tebersit dalam benak Oprah. Maklum, dia dibesarkan dalam keluarga sederhana dengan orang tua yang sama-sama sibuk dan sudah berpisah. Sang ibu, Vernita, bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Milwaukee, Wisconsin.

Oprah kecil setiap harinya ditinggal sang ibu bekerja pagi-pagi sekali dan pulang malam hari. Ini membuat Vernita tidak ada waktu untuk keluarga dan kurang memberi perhatian kepada Oprah. Agar ibunya memperhatikannya, Oprah acap kali kabur dari rumah.

Di usianya yang ke-9 tahun, cobaan berat dialaminya. Dia mengalami pelecehan seksual oleh sepupunya yang berusia 19 tahun yang disuruh menjaganya. Bukan hanya sekali, perlakuan tidak senonoh sering kali dia dapatkan dari kerabat maupun teman ibunya.

Alhasil, pada usia 14 tahun, bayinya yang prematur meninggal setelah tidak lama dilahirkan. Sang ibu kemudian mengirim Oprah untuk tinggal bersama ayahnya di Nashville. Ayahnya, Vernon Winfrey, mendidik Oprah cukup keras.

Dia diharuskan membawa buku setiap malam dan mendapat nilai yang tinggi di sekolah. Meski awalnya benci dengan aturan yang diterapkan ayahnya, justru berkat aturan yang diterapkan itulah, Oprah bisa menjadi pribadi yang cerdas seperti sekarang. (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9236 seconds (0.1#10.140)